Sejarah Desa

Sejarah Desa

Pada masa penjajahan Belanda tahun 1940 Kampung Sungai Rawa yang disebut sekarang ini adalah sebelumnya Kampung Penyengat atau Sungai Penyengat yang pada saat itu dihuni oleh 2 (dua) suku yaitu Suku Melayu yang masih ada sampai saat ini dan Suku Asli yang sekarang disebut suku Akid yang pada saat ini lebih menyebar ke Kampung yang lebih pesisir.

Setelah pertumbuhan penduduk semakin tahun semakin bertambah banyak, maka oleh kedua suku tadi membuat kata sepakat untuk mencari jalan terbaik guna menyelesaikan masalah supaya tidak terjadi masalah sosial seperti pada Agama atau Kepercayaan, dimana suku Melayu menganut Agama Islam dan Suku Asli (Akid) yang menganut kepercayaan Animisme, dan pada saat itu Suku Melayu dipimpin oleh seorang Penghulu yang bernama Endong, sedangkan Suku Asli (Akid) dipimpin oleh seorang yang bernama Mbon dengan julukan Batin menandai masa kekalahan Jepang ditangan sekutu dan Indonesia memproklamasikannya kampung Penyengat dibawah naungan Siak untuk sementara administrasinya dilimpahkan ke Belitung di Pulau Padang. Setelah terbentuknya Kecamatan Siak maka seluruh administrasi Kampung Penyengat yang terdiri dari dua suku tadi masuk kedalam wilayah kecamatan Siak, Kabupaten Bengkalis.

Tanjung Kuras merupakan desa / kampung yang tertua di kecamatan Sungai Apit, bahkan ditingkat Kabupaten pun bukan sebuah Desa / Kampung yang asing lagi. Zaman Kerajaan Siak dahulu, Tanjung Kuras merupakan satu –satunya pintu masuk ke Kerajaan Siak, pada waktu itu belum bernama Tanjung Kuras tapi disebut dengan nama Tanjung Penaga Kampung Sungai Puyuh, yang meliputi wilayahnya sebelah selatan Sungai Apit. Sebelah selatan Selat Layang / Tanjung Sesup yang disebut sekarang ini Tanjung Layang seblah timur berbatas dengan Selat Lalang yang terdahulu bernama teluk gelang patah letaknya teluk batil dan sungai umu, letaknya persis diposisi tegak lurus tanjung Kuras Sekilas berdirinya benteng panglima Empang Kuala di pinggir Sungai Siak maka Tanjung Penaga Kampung sungai Puyuh berubah nama menjadi tanjung Kuras. Selain benteng pertahanan juga kesultanan mendirikan perkebunan sagu sebagai pertahanan ekonomi masyarakat pada masa itu.

Wilayah ini meliputi dari batas sungai apit menelusuri Sungai Siak samapi teluk gelang patah adalah perkebunan kerajaan. Atas nama benteng pertahanan inilah semua asset pada saat itu diserahkan kepada tanjung kuras dengan mempertimbangkan bahwa siak atau sultan siak akan menyerahkan kerajaan siak untuk bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Bernama Tanjung Kuras dikarenakan bahwa segala bentuk gangguan untuk kerajaan siak akan dikuras habis begitu masuk ke kuala sungai siak. Wilayah pada saat itu mulai dari sungai apit sampailah
desa rampak saat ini sudah juga dilakukan pemekaran . merup[akan wilayah tanjung kuras sampai ke koto sepotong Terbitnya Undang – undang Pemerintah tentang otonomi daerah nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah, maka siak mekar atau memisahkan diri dengan bengkalis sebagai bentuk dari terimplementasikan tujuan dari perundang – undangan tersebut. Padahal jauh sebelumnya Tanjung Kuras sudah melakukan pemekaran sendiri. Dan pada saat itu masih dibawah kabupaten bengkalis diperkirakan tahun 80- an Tahun 2002 pemekaran kedua dilakukan lagi dengan melepaskan dusun teluk batil menjadi kampung teluk batil yang punya wilayah hukum tersendiri. Dari sedikit paparan yang dinyatakan didalam lembaran asal muasal nya tanjung kuras.

Silsilah Kepala Desa

Nama Kepala Desa

Kepala Desa Periode  
xxxx – xxxx

Nama Kepala Desa

Kepala Desa Periode  
xxxx – xxxx

Nama Kepala Desa

Kepala Desa Periode  
xxxx – xxxx

Nama Kepala Desa

Kepala Desa Periode  
xxxx – xxxx