Workshop Agroforestry Budidaya Tumpang Sari Kopi di Kebun Sawit resmi dibuka oleh Camat Sungai Apit pada Kamis, 23/10/2025 bertempat di MDTA Al-Amanah Dusun I Kampung Tanjung Kuras. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Yayasan Gambut dan didukung oleh BPDP (Badan Pengelola Dana Perkebunan) selama 2 hari hingga Jum’at (24/10/2025). Turut hadir Camat Sungai Apit, Penghulu Kampung, Bapekam, Direktur yayasan gambut, Direktur BPDP (Badan Pengelola Dana Perkebunan) secara daring, Pemateri Workshop, Panitia pelaksana dan sekitar 50 peserta ikut andil membersamai kegiatan.
Workshop ini menghadirkan empat orang narasumber baik yayasan gambut maupun kalangan akademisi yakni Ir. Feri Agriani, STP, M.Si (Dosen Politeknik Kampar), Enriski Efrata, S.P, M.Si (Dosen Faperta UNRI), Joni Irawan SP, M.Si (Fakultas Pertanian UNRI), dan Isyam Setiawan SP, M.IKom (Pendiri Yayasan Gambut). Penghulu Kampung, Badaruddin dalam sambutannya berharap agar seluruh peserta giat mengikuti kegiatan hingga akhir.
“Kami senang dan turut apresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Gambut serta dukungan dari BPDP untuk masyarakat sekitar. Harapannya, semoga apa yang diperoleh mampu memberikan efek keberlanjutan,” ujarnya.
Tumpang sari kopi di sawit adalah sistem budidaya menanam kopi di sela-sela tanaman kelapa sawit untuk memaksimalkan penggunaan lahan dan menambah pendapatan petani. Untuk merealisasikan sistem ini, jenis kopi yang dipilih yakni kopi Liberika yang memiliki ketahanan terhadap cahaya terbatas di bawah naungan sawit. Meskipun demikian, penerapan tumpang sari ini membutuhkan perawatan khusus, seperti pemangkasan teratur, pemupukan spesifik, dan pengendalian hama, serta ada masa tunggu beberapa tahun sebelum kopi mulai berbuah.
Dengan adanya Tumpang Sari Kopi di Kebun Sawit ini kiranya mampu mengoptimalkan lahan perkebunan sawit yang ada untuk menambah sumber pendapatan sehingga berpotensi mengurangi gulma, menghemat biaya perawatan, dan menjaga keanekaragaman hayati.
Penulis : Pewarta Warga Mi
